9.11.08

Samarinda benar-benar samarendah

langit kembali menangis
saat bumi meneriakkan deritanya...
merintih kesakitan...
meratapi nasibnya...

ketika seluruh tubuhnya telah rompang disana sini
ketika tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi
tempat untuk bercengkarama dan berlindung

apa lagi yang tidak disediakan dunia
nafas tak membayar
pangan tinggal memilih
bernaung di bawah rindangnya pohon
dan menangis bersama rintik hujan

manusia memang serakah...

Samarindaku sayang Samarindaku malang...
memang asal muasal nama ibukota Kalimantan Timur ini sesuai dengan keadaannya...
samarinda memang samarendah,
mudah sekali tertimpa banjir...
belum lagi ditambah kelakuan rakyatnya yang tidak karuan
pohon ditebang gedung dibangun!
tidak ada lgi daerah resapan air...
semua seperti mangkok yang siap menampung air darimana pun...

walaupun tidak semua daerah terendah air ini, namun kesulitan ini dirasakan semuanya
saat akses jalan menjadi sulit
ada air dimana-mana!

katanya Bendungan sedang dibuka sedikit,,
katanya ada 3 ekor buaya yang masih berkeliaran,
katanya, katanya,

banjir di samarinda bukan hal yang luar biasa lagi, biar begitu kami masih bersyukur
masih di bawah perlindungannya...
masih dalam pengawasannya...
kami masih bisa menjalankan akitifitas kami...

Alhamdulillah...

semoga banjir kali ini kembali mengingatkan manusia untuk selalu menjaga lingkungannya
melestarikan alamnya
melindungi sumber daya-nya
mensyukuri karunia-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar