26.10.08

tawa palsu


Samarinda, 16 Oktober 2008, Kamis

Jemariku kembali menari di atas tuts yang berhamburan. Entah apa lagi yang kini akan tertulis sepanjang drama kehidupanku ini.

Lalu tiba-tiba ku teringat pada percakapan pagi itu. Percakapan yang menyebalkan. percakapan yang mengundang sejuta kenangan mengganggu itu kembali. Mengusik drama indah hari ku pagi itu. Namun memang kuakui, setelah peristiwa 1 tahun lalu itu, tidak ada lagi hari indah. Maksudku benar-benar murni indah. Saat senyum adalah hal biasa, tawa adalah kebutuhan. Namun sekarang, semua itu langka. Senyum adalah harta karun, tawa menjadi impian di ujung pelangi.

Walau tawa canda itu masih ada, namun semua terasa palsu ketika kenangan itu kembali menyapa.

Namun aku selalu bersyukur dan berdoa, semoga percakapan pagi itu tak menyulut api benci seperti dahulu. Karena walaupun hanya dusta, walau hanya palsu, aku bahagia berada di tengah tawa canda itu.


1 komentar:

  1. dRamaTiz.....
    meSti q taK taU criTa aPA yG kaU punYa...mSti q taK taU siApa laKon dLm dRama hiDupmU...
    taPi Q taU raSamu....
    kaRna Q pRnh daLam konDisi iTu..

    BalasHapus