12.6.11

......

semakin lama semakin menyakitkan
bagai dikejar waktu
bagai di ujung jalan

biasanya semua dapat kukendalikan
dengan sangat baik
dengan sangat sempurna

namun tidak kali ini,
aku juga tak tau dimana yang salah
perlahan-lahan kutelusuri hal serupa di waktu yang lalu
mempelajari bagaimana aku bisa bertahan
dengan tetap berpegang teguh pada perisaiku
perisai baja yang tak terlihat
yang kurahasiankan pada dunia

namun, tidak kali ini
saat kutau, dengan semua keterbatasan pengetahuan yang ku punya
seharusnya membuatku sadar, bahwa hal itu semakin mustahil
bukannya takut
aku malah berniat membuang perisai itu
meringankan bebanku
membuka diriku
membiarkan angin dunia luar berhembus menggoda pertahananku yang tinggal sejengkal

waktu
hanya waktu yang membuatku sadar
bahwa tak selamanya seperti ni
tak mungkin bisa bila tidak sekarang
dan sejenak aku terdiam lagi,
bukan
bukan hanya waktu

tapi juga bagaimana menggambarkan kenyataan yang ada
dibandingkan semua yang terdahulu,
aku bisa bertahan, karena mereka selalu ada, memperlakukan aku seperti dahulu
seperti tak ada masalah
tak ada beban
sehingga apapun jenisnya mereka selalu disana

namun tidak kali ini
waktu dan definisi benar benar menamparku
membuatku mencari-cari dimana kekeliruanku
saat kebaikan berganti
senyuman menghilang
dan tawa tak terdengar
pandangannya tak lagi untukku
tak ada lagi kata bagiku

dan dengan bodohnya aku masih bertanya dimana salahku

bagaimana mungkin aku bertahan dengan keadaan seperti ini?
keadaan yang tak mungkin membuatku yakin, bahwa dia akan tetap ada
bagaimana mungkin aku yakin, dengan berakhirnya atap ini, dia masih ada di sana

bagaimana mungkin aku yakin membuang perisaiku, ketika dia meninggalkanku

bagaimana mungkin aku yakin, ada harapan bila setiap mimpi ku dibanting
hancur berkeping-keping sebelum sempat mengintip dunia

atau mungkin berilah aku sedikit senyuman diakhir jalanku ini
biarkan kembali seperti saat pertama
ketika senyuman dan tawanya tak semahal emas
»»  READMORE...